Jumat, 05 Oktober 2012

Hamil diLuar Kandungan

Masyaalahh .....! pertama kali yang keluar dimulut saya ketika saudara jauh saya mengabari kalau istrinya sedang dirawat di rumah sakit dan akan di oprasi karena hamil di luar kandungan katanya .
Saya sempat bengong ya ..karena istilah ini meski pernah dengar tapi saya benar-benar tidak paham apa yang di maksud hamil diluar kandungan itu !
Karena keadaan yang tidak memungkin kan saya pun tidak enak hati ingin bertanya lebih banyak tentang masalah itu .Yang saya harapakan oprasinya berjalan lancar dan dia baik-baik saja ! Setelah itu saya yang mendadak penasaran banget dengan istilah hamil diluar kandungan saya langsung buka website dan mencari-cari page yang mengulas tentang itu ,akhirnya saya temukan dari gejala , diagnosa dan pencegahan dan cara pengobatannya .Dari itu saya ingin berbagi dengan teman-teman semua terutama kaum wanita seperti saya agar mengetahui lebih jauh tentang hamil diluar kandungan /diluar rahim .

Kehamilan di Luar Rahim (Kehamilan Ektopik)


Kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik) terjadi bila sel telur yang telah dibuahi tidak melekat di rahim tetapi di tempat yang berbeda yaitu di saluran telur (tuba falopi), indung telur, leher rahim atau rongga perut. Bila embrio melekat di saluran telur, maka pertumbuhan embrio akan menyebabkan saluran telur membengkak atau pecah.

Satu dari seratus kehamilan adalah ektopik. Peluang kehamilan ektopik lebih tinggi jika saluran telur rusak karena radang perut (misalnya usus buntu atau infeksi klamidia) atau karena operasi rongga perut. IUD (spiral) juga meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Gejala

Jika Anda mengalami kehamilan ektopik, gejala biasanya akan terasa pada sekitar 6 – 10 minggu usia kehamilan. Jika Anda mendapatkan gejala berikut, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter Anda:
- Sakit di salah satu sisi panggul
- Perdarahan vagina di luar menstruasi
- Nyeri di perut bagian bawah
- Pingsan
- Mual

Pada tahap lanjut, kehamilan ektopik dapat menimbulkan gejala berikut:
- Nyeri perut yang intens
- Hipotensi
- Denyut nadi cepat
- Kulit pucat
- Diagnosis

Karena beberapa gejala di atas juga dapat terjadi pada kehamilan normal, dokter bisa sulit untuk mendiagnosis. Oleh karena itu, ada sejumlah tes yang dapat dilakukan jika dicurigai ada kehamilan ektopik.
Menggunakan ultrasound, dokter mungkin dapat melihat kehamilan ektopik, karena adanya darah di tuba falopi yang rusak atau ada embrio di luar uterus.
Laparoskopi melalui sayatan kecil di perut dapat dengan mudah melihat bila ada embrio di luar rahim.
Mengukur kadar hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotopin) adalah cara lain untuk mendeteksi kehamilan ektopik. Dalam kehamilan normal, kadar hCG berlipat dua kira-kira setiap dua hari hingga minggu ke-12. Jika hCG diperkirakan tidak meningkat, mungkin ada sesuatu yang salah dalam kehamilan.

Dokter akan selalu mencoba mendiagnosis kehamilan ektopik sedini mungkin. Dengan demikian, kerusakan biasanya masih terbatas dan risiko perdarahan internal dan komplikasi terkait masih rendah.
Pengobatan

Kehamilan ektopik harus selalu dibatalkan dan dokter akan mencoba untuk menahan laju pertumbuhan embrio dengan obat-obatan. Lebih cepat kehamilan ektopik terdeteksi, semakin besar kemungkinan kehamilan dapat dibatalkan tanpa menimbulkan efek jangka panjang.

Bila kehamilan ektopik terdeteksi di tahap awal, seringkali embrio dapat ditangani dengan obat suntik dan diserap oleh tubuh Anda. Dalam terapi ini tuba falopi biasanya masih utuh. Dalam situasi yang lebih serius, misalnya ketika tuba falopi sudah mengembang, maka diperlukan operasi.
Prognosis

Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik, ada kemungkinan sekitar 12% akan terkena lagi di masa mendatang. Karena itu, bila Anda pernah mengalaminya Anda harus memberitahu dokter atau bidan Anda.

Sekitar 60% wanita menjadi subur kembali setelah kehamilan ektopik, 30% tidak ingin hamil karena pengalaman itu dan 10% menjadi infertil (tidak subur).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar